-
Riuhnya Prau di Akhir Minggu
Berhenti sejenak di pos 3 sambil lihat kepulan debu yang dihasilkan pendaki yang menuruni lereng Prau (journalkinchan) Setelah membuat posting panjang mengenai keresahan saya saat mendaki Gn. Prau beberapa waktu lalu, tidak afdol rasanya jika tidak memposting foto-foto saat mendaki dan mencari matahari terbit di sini. Karena malas tidak keburu mengeluarkan kamera DSLR untuk memotret (lebih praktis jepret pakai Go Pro -.-) maka tidak banyak foto yang saya hasilkan. Karena itulah saya meminta izin pada Lingga Binangkit, seorang teman yang mendaki bersama juga, agar ia mengizinkan beberapa fotonya dimuat di blog ini. Dan berhasil, yes! Haha. Oh iya, Lingga ini meski lumayan baru di dunia fotografi tapi hasilnya foto-fotonya ciamik…
-
Catatan dari Prau: Sejauh Mana Kita Bisa Menghargai Diri dan Alam?
yak yang antri yang antri…. (Gn. Prau, 14 Sept 2014) Prolog (yang agak kepanjangan) Saya bukan pendaki profesional. Kecintaan saya pada kegiatan alam bebas dimulai sejak bangku SMA, saat itu saya bergabung dengan organisasi sispala di sekolah. Sejak pendidikan dasar hingga kegiatan rutin selanjutnya bersama teman sispala, saya diingatkan betul untuk selalu menjalani safety procedure. Awalnya terasa repot. Saat melihat teman dari sispala lain bisa naik gunung dengan sandal jepit dan peralatan minim, kenapa kami harus repot-repot pakai sepatu tertutup, membawa ponco yang berat dan baju ganti pula? Kenapa kami tidak boleh buang sampah sembarangan di gunung atau membakar sampahnya agar tidak perlu kami bawa turun? Bahkan saat itu…