-
Orang-orang Anonim dan Percakapan-percakapan Kecil di Sebuah Pasar
Sejak kecil saya akrab dengan pasar. Almarhumah Simbah dahulu rutin mengajak saya bebelanja ke pasar terbesar di Jogja setiap akhir pekan. Biasanya kami berangkat menumpang bus jalur 4 dan pulang ke rumah dengan becak langganan. Aroma rempah-rempah di gedung belakang yang bercampur dengan bau kain batik terasa familiar tiap saya berkunjung. Simbah pasti akan mengajak saya makan soto daging favoritnya atau membeli es dawet di lorong pasar. Saya kemudian pulang membawa baju baru yang akan dikeluhkan Ibu karena warnanya selalu merah. Sayangnya ketika beranjak SMP saya sudah hampir tak pernah pergi ke pasar bersama Simbah. Bermain dengan teman terasa lebih menyenangkan. “Jangan lupa sholat,” kalimat itu pasti diucapkan beliau ketika…
-
Mencari Taman di Jambi
Sebagai salah satu provinsi di Sumatera yang letaknya mepet garis khatulistiwa, rata-rata suhu di Jambi cukup panas di kisaran 26-32 derajat Celcius. Belum lagi saat musim kemarau dan marak pembakaran lahan, hawa panas akan terjebak dan bisa bikin marah-marah saking panasnya, hahaha. Saya mager banget pergi ke tempat outdoor di Jambi karena jam 9 siang aja udah terik banget kaya jam 12 siang. Auto gosong. Sebenarnya kalo mau cari yang dingin-dingin, Jambi punya destinasi wisata yang sangat terkenal yaitu Gunung Kerinci. Sayangnya kami harus menempuh perjalanan hingga 12 jam melewati jalan lintas yang cukup menantang. Suami saya yang tahan banting aja mabok waktu harus naik mobil travel ke Kerinci. Apalagi…
-
So Let’s Start Over Again
Sedih. Blogpost saya dalam satu tahun terakhir hilang tiba-tiba dan diperburuk tidak adanya backup di beberapa postingan terakhir karena sebelumnya saya selalu ngeblog menggunakan PC kantor (penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, ehem). Akhirnya saya harus merelakannya, bahkan saya lupa udah posting apa saja. Kemarin saya sempat gagal login ke blog ini. Buset dah emang ya Emak-emak, kalo ga lupa password ya lupa apa aja yang kemarin udah diajarin sama Banu, si anak baik hati yang membantu beberes blog. Email saya tidak terdaftar dan saya lupa cara kerja Cpanel getok kepala. Mau buka Google untuk sekedar belajar lagi aja kok terkalahkan sama hasrat buka Instagram. Akhirnya di usia saya…
-
#KinkinEdoRabi Part III : Soal Wedding Venue, Tabah Sampai Akhir! (+ Review Sambi Resort)
“Kamu yakin mau di outdoor venue-nya?” Pertanyaan tersebut selalu menemani tiap percakapan soal pernikahan antara saya dan keluarga. Yup, baru kali ini di keluarga besar kami dimana venue pernikahan di luar ruangan dan tanpa tenda. Dan saya juga selalu #tabahsampaiakhir meminta restu dan menjelaskan baik buruknya venue outdoor kepada mereka. Maklum saja, selama ini tentu penggunaan rumah atau gedung sudah menjadi syarat mutlak dalam penyelenggaraan, bukan 😀 Mengenai wedding venue ini adalah salah satu item yang paling drama dan menghabiskan tenaga. Pemilihan wedding venue berpengaruh terhadap sebagian besar keputusan lainnya mulai dari dekorasi, transportasi, katering, sampai pemilihan pakaian. Saya menghabiskan hampir dua bulan waktu untuk survei dan sebagian besar saya…
-
Honeymoon at Royal Pita Maha Resort, Bali
Ceritanya masih belum bisa move on dari cantiknya Royal Pita Maha Resort di Ubud, Bali sebagai destinasi honeymoon kami. Pada awalnya pingin banget backpacking ke Indonesia Timur, tapi ternyata energi udah abis buat persiapan pernikahan dan pingin leyeh-leyeh manja aja sambil menikmati cuti nikah :)) Backpacking-nya lain kali aja lah, nunggu ada rezeki lain. Saya kasih rate 5/5 untuk Royal Pita Maha. Kami ambil paket honeymon standard dengan deluxe pool villa, jadi setiap villa sudah ada private pool-nya masing-masing. Ndilalah udara Ubud adem semriwing yaaa. Jadilah saya cuma renang beberapa kali dan sisanya kruntelan di dalem. Hahaha. Harga yang dibayar sangat sepadan dengan fasilitas yang didapatkan, mulai dari…
-
#KinkinEdoRabi Bagian II : Desain Sendiri Undangan Pernikahan, Mengapa Tidak?
Seperti pernah saya ceritakan di posting sebelumnya, salah satu printilan dalam pernikahan yang ingin saya siapkan sendiri adalah undangan pernikahan. Pada dasarnya saya suka bikin repot diri sendiri, sih. Jumlah undangan saya tidak banyak sehingga saya putuskan untuk menyampaikan kabar pernikahan saya melalui undangan fisik. Tidak dipungkiri kemudahan teknologi tentu bisa dimanfaatkan, beberapa undangan yang tidak dapat saya temui langsung atau kesulitan untuk dikirimi via pos, akhirnya saya kirimi undangan online juga, hehehe. Karena sudah punya beberapa pengalaman di bidang desain dan cetak mencetak, saya pede aja gitu untuk mendesain dan mengurus undangan pernikahan tersebut ke percetakan. Saya sempat membandingkan cost yang dikeluarkan untuk desain yang saya inginkan, antara…
-
#KinkinEdoRabi Bagian I: 101 Persiapan
Halo! Ini saya sebenarnya bingung menuliskan #KinkinEdoRabi mulai dari mana, karena acaranya sendiri sudah hampir tiga bulan yang lalu. Oke, agak geli-geli gitu ya hashtagnya, tapi ini saya pake beneran saat nikah :)) Secara pribadi saya memang sudah lama ingin menuliskannya dalam beberapa posting berseri sebagai usaha untuk mengenang salah satu memori paling berkesan sepanjang hidup. Walau acaranya sudah kelewat lama, tapi hawa perjuangannya masih kerasa sampai sekarang. Dari kesibukan kontak calon vendor tiada akhir, jadi pejuang PJKA (Pergi Jumat Kembali Ahad) Jakarta – Jogja, dan hidup prihatin demi keinginan membiayai pernikahan sendiri. Kalau dipikir-pikir sekarang, untuk momen yang buktinya ‘hanya’ berupa foto dan video (selain cincin di jari manis dan buku nikah sih yang…
-
Hai dan Maaf!
Hai dan Maaf. Dua kata itu nampaknya paling tepat untuk memulai post kali ini. Enam bulan? Yaaaa, nyaris enam bulan lamanya saya tidak menulis di blog ini, bahkan menyapa teman-teman pun tidak 🙁 Saya memohon maaf karena kemalasan ke-hectic-an pada bulan-bulan yang lalu menumpulkan keinginan saya untuk membuat barang satu-dua post saja. Alhamdulillah, akhirnya saya resmi jadi istri orang. Ga single lagi! Tapi tidur teteep sendirian #pejuangjarakjauh sementara Mamase berada di pulau seberang. Semoga saja ini hanya sementara, dan ada waktunya kami bisa berkumpul lagi. Tulisan ini hanya akan menjadi awalan penyemangat saya untuk mengumpulkan dan menuliskan kembali memori-memori selama enam bulan tersebut. Saya banyak terbantu dengan tulisan-tulisan di blog…
-
Wajah Bawean dalam Sebuah Jamuan Makan
“Be’na tak ngakan? Eshon la mare masak cukok,” seorang wanita tua yang belakangan kusebut Emak, mengajakku makan. Saat itu aku tengah duduk di teras rumah Emak memperhatikan hamparan padi menguning di kejauhan. Buppak yang telah siap makan sedari tadi, ikut memanggil dari dapur. Menu kami siang itu sebagaimana makanan penduduk di gemunung Bawean pada musim barat: nasi putih, singkong rebus, dan anak tongkol yang diasap. Nasi pulen yang dimasak dengan tungku, berasnya dihasilkan langsung dari sawah Buppak. Ganasnya ombak Laut Jawa di musim penghujan menghentikan pasokan logistik di Pulau Bawean, mulai dari ikan laut, sayuran, hingga bahan bakar. Pada musim inilah nampak kearifan lokal orang Bawean perihal bertahan hidup.…
-
A Quick Update 2016
Awal Januari lalu, saya punya satu lagi lompatan besar dalam hidup. Mas pacar membawa keluarganya ke rumah untuk menyampaikan keinginannya melamar saya. Kami sudah saling mengenal keluarga pasangan, sayangnya orang tua kami belum pernah bertemu. Perasaan saya degdegan saat keluarganya datang ke rumah dan disambut oleh keluarga saya… Almarhum Bapak diwakili oleh Eyang dan Om dari pihak Bapak. Banyak pikiran berkecamuk, duh cocok nggak ya? Acaranya lancar nggak ya? Ada yang ngeganjel nggak ya? Alhamdulillah acara berjalan lancar dan keluarga kami akhirnya saling mengenal. Keinginan mas pacar untuk melamar juga diterima baik oleh keluarga saya, dan dalam acara sederhana itu saya merasa sangat lega. Saya pernah mengalami masa dimana saya takut…